SKA
adalah muzik dari Jamaica dan mula berkembang pada tahun 60an oleh
golongan
pertengahan (pekerja) ke U.K dan kemudian ke seluruh dunia. Di U.K,
pada mulanya ia
dikenali sebagai Bluebeat dan kemudiannya baru ia dikenali
sebagai
Rocksteady dan Reggae.
Elemen
utama bagi muzik Ska ialah drum, rythem, banyak bunyi hon dan
kesemuanya
dirangkumkan. Maka terhasillah irama Ska. Muzik Ska mula
dipopularkan
oleh golongan Mod. Dengan imej tersendiri seperti memakai
hat (topi popeye)
dan menunggang skuter (veapa) sambil melayan Ska.
SEJARAH MUZIK SKA
Untuk
mempelajari kita harus memahami tentang sebuah makna dalam perjalanan waktu.
Begitu halnya
dengan sejarah musik ska.
Adalah
Perang Dunia II yang mengubah segalanya. Kekuasaan Inggris terhadap
negara-negara jajahannya runtuh sebelum masa PD II & terpecah belah pada
saat pertengahan masa peperangan. Inggris memeberikan kemerdekaan kepada
negara-negara jajahannya setelah mendapat tekanan dari pemerintahan kolonial.
Pada tahun 1962 Jamaika membentuk pemerintahan sendiri meskipun masih tetap
sebagai negara yg makmur. Budaya Jamaika & muziknya mulai terefleksi dalam
optimisme baru & aspirasi rakyat yang liberal.
Sejak
tahun 40'an Jamaika telah mengadopsi & mengadaptasi berbagai bentuk muzik
dari Amerika. Pada saat PD II berakhir, begitu banyak band-band di Jamaika yang
memainkan muzik˛ dansa. Grup seperti Eric Dean Orchestra dengan trombonisnya
Don Drummond & master gitarisnya Ernest Ranglin terpengaruh oleh pemuzik˛
jazz Amerika seperti Count Bassie, Erskine Hawkins, Duke Ellington, Glenn Miller
& Woody Herman. Ditahun 50'an ketenaran band-band jazz di Amerika digantikan
oleh grup-grup yang kecil & cenderung lebih memainkan irama bop/rhythm &
blues sound. Musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerika terpengaruh &
membawa pola permainan muzik tersebut ke daerah asalnya. Band-band local di
Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Champ & Tom The
Great Sebastian mulai memainkan gaya baru tersebut. Ditahun 1954, pertunjukan
terbesar pertama kali diadakan di kota Kingston tempatnya di Ward Theatre.
Band-band tradisional yang memainkan irama mento-folk-calypso turut mengambil
bahagian & sering kali band-band tersebut mengisi acara di hotel-hotel yang
ada di Jamaika & mengelilingi pulau tersebut. Pada akhir tahun 50'an
pengaruh-pengaruh jazz, R&B, & mento (sejenis muzik calypso) melebur
menjadi satu bentuk baru yang dinamakan 'shuffled'. Irama shuffled memperoleh
populari berkat kerja keras musisi-musisi seperti Neville Esson, Owen Grey, The
Overtakers & The Matador Allstars. Banyak studio & perusahaan rakaman
yang mengalami perkembangan & terus berusaha untuk mencari bakat˛ baru. The
Jamaican Broadcasting Corporation pun ikut membangkitkan semangat kepada pemuzik˛
muda melalui siaran acara˛ di radio.
Dua
orang yang amat berpengaruh dalam perkembangan musik di Jamaika pada tahun 50'an
adalah Duke Reid & Clement Seymour Dodd. Bersama istrinya, Duke Reid
memiliki kedai 'Treasure Island Liquor' yang berlokasi di jalan Bond (Bond
street). Soundsystem Reid dikenal dengan nama 'The Trojan', diambil dari tulisan
yang tertera pada traknya. Trak yang biasa digunakan sebagai angkutan barang
untuk kedainya. Dodd menamakan soundsystem miliknya 'Sir Coxsone Downbeat' yang
diambil dari nama pemain kriket asal Yorkshire, Coxsone. Sepanjang akhir tahun,
kedua orang tersebut memimpin persaingan dalam bisnes muzik. Walaupun Coxsone
lebih dekat dengan 'Ghetto'(perkampungan yang didiami kaum atau kelompok
tertentu) Adalah Reid yang dianugerahi sebagai 'King of sound & blues' di
Success Club (acara penganugerahan) di tahun 1956, 1957, 1958.
Tahun
1962, saat di mana Jamaika sedang cenderung meniru musik-muzik Amerika, Cecil
Bustamente Campbell yang kemudian dikenali dengan nama 'Prince Buster', tahu
bahawa sesuatu yang baru amat ditubuhkan pada saat itu. Ia memiliki seorang
gitaris yang bernama Jah Jerry yang kemudian bereksperimen di muzik dengan
menitikberatkan 'ketukan 'afterbeat' ketimbang 'downbeat'. Hingga pada saat ini
ketukan afterbeat menjadi esensi dari singkop (penukaran irama) khas Jamaika.
Ska pun lahir. Soundsystem/studio rekaman pun mulai merakam hasi kerja mereka.
Dengan tidak memberikan label pada vinyl (piring hitam) dengan tujuan agar
memperoleh keuntungan diantara para pesaingnya. Sehingga yang lain tidak dapat
melihat apa yang dimainkan & 'mencuri' untuk sondsystem mereka sendiri.
Perang
antara soundsystem pun memuncak hingga pada saat para donatur terancam oleh
segerombolan orang˛ yang menyebabkan permasalahan. Orang˛ ini dinamakan 'Dance
Hall Crashers'. Meskipun fasilitas Mono Recording yang masih primitif, adalah
keteguhan hati dari antusiasnya akan muzik ska yang memungkinkan untuk menjadi
muzik komersil dari Jamaika yang pertama kali. Dan kenyataannya ska dikenal
sebagai musik dansa rakyat Jamaika.
Sepanjang
tahun 60'an wilayah ghetto di Jamaika dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang mencari
pekerjaan. Pada waktu itu amat susah di dapati. Pada awalnya pemuda-pemuda ini
tidak tertarik dengan optimisme musik ska. Pemuda-pemuda tersebut menciptakan
identiti kelompok sebagai 'Rude Boy' (sebuah trend dikalangan pemuda yang pernah
terjadi pada periode awal tahun 40'an) Menjadi 'Rude' ertinya menjadi seseorang
dimana masyarakat menganggapnya tidak berguna. Gaya dansa ska para Rude Boy
memiliki ciri khas tersendiri, lebih pelan, dengan tingkah seakan-akan meninju
seseorang. Rude Boy memiliki koneksitas dengan 'Scofflaws'(orang-orang yang
selalu menentang hukum) & dunia kriminal lainnya. Hal ini terefleksikan
dalam lirik-lirik lagu ska. (catatan: gaya penampilan berpakaian Rude Boy iatu
dengan celana panjang yang mengatung hanya semata kaki). Muzik ska sekali lagi
mengalami perubahan untuk merefleksikan 'Mood of the rude' dengan menambahkan
tensi pada permainan bass yang disesuaikan dengan gaya sebelumnya iatu
'free-walking bass style'.
Banyak
yang datang mengadu nasib di kota Kingston untuk memperoleh pengetahuan dalam
industri muzik yang kemudian beralih menjadi penjual ganja ketika gagal &
modal makin menipis. Banyak pula yang berkecimpung dalam dunia kriminal (tergambar
dalam film 'The Harder They Come' yang diperankan oleh Jimmy Cliff ...film ini
dipercaya mengisahkan tentang perjalanan hidup Jimmy Cliff)
Dua
parti politik yang ada di Jamaika membentuk banser bersenjata. Opini publik pun
mengarah pada
penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturan
memiliki senjata api pun ditilik kembali setelah melalui periode dimana
kepemilikan senjata diperbolehkan asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Siapa pun yang memiliki senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur
hidup
Artis
& produser mendukung bahkan 'memaafkan' atas prilaku kelompok Rude Boy
melalui
muzik ska.
Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti
"Lawless street" dari kelompok Soul Brothers, "Gunmen coming to
town" The Heptones. Duke Reid memproduseri salah satu grup ska The Rude Boy
(shuffling down Bond street) C.S. Dodd pun ikut memproduksi grup muda yang
memiliki visi muzik mereka sebagai 'rudies' iatu kelompok The Wailers ( Bob
Marley, Peter Tosh, Bunny Wailer).
Prince Buster
menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy iatu
Judge Dread. Lagu
"007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuah
karya cemerlang dalam mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasil
memasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts)
Tema
rude boy masih mendominasi sepanjang periode ska, dan popularitinya memuncak
sepanjang musim panas tahun 1964. Beat ska menjadi lebih lambat & Rocksteady
pun lahir. Gelombang ska pertama berakhir pada tahun 1968 (Rocksteady adalah
bahagian cerita lain: Rocksteady kemudian melahirkan muzik Reggae. Populariti
muzik Reggae di Inggris di sebarkan oleh Skinhead; kelompok Rastafarian
mengadopsi muzik Reggae & lirik˛ lagunya cenderung bertemakan ajaran
Rastafari & pandangan Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub',
'Dancehall', & seterusnya ...& seterusnya ...)
Memasuki
gelombang kedua ...sebelumnya marilah kita lihat beberapa sejarah ska lainnya:
ditahun 1962,
saat di mana Inggris menjanjikan jaminan secara tak terbatas kepada para
imigran yang
berasal dari negara˛ persemakmurannya, rusuhan pun terjadi. Disaat itu muzik
ska & Reggae sedang populer. Dibawa dari Jamaika oleh banyak pemuzik &
produser yg ikut berimigrasi, termasuk 'The Trojan' & seorang kelahiran Kuba,
Laurel Aitken. Pada tahun 70'an, imej Rude Boy diperbaharui & terhasil dalam
penggabungan 2 jenis musik yg masih tergolong baru di Inggris iatu Reggae &
Punk oleh band The Clash (Rudie can't fail). Antara pertengahan hingga akhir
tahun 70'an, band seperti The Coventry Automatics memilih untuk memainkan ska
ketimbang Reggae karena menurut Jerry Dammers (pendiri band tersebut), memainkan
musik ska lebih mudah & gampang. The Coventry Automatics merubah namanya
menjadi The Specials AKA The Automatics, kemudian berubah lagi menjadi The
Specials.
Selanjutnya
pada tahun 1979 Jerry Dammers mendirikan 2Tone Records. Keinginan Dammers
layaknya seperti Prince Buster di awal tahun 60'an yaitu menciptakan sesuatu
yang baru. Hitam & putih menjadi simbol. Lahirlah yang dinamakan dengan
2Tone ska. Logo 2Tone iatu gambar kartun pria berpakaian jas hitam dengan kemeja
putih, dasi hitam, topi 'pork pie', kaca mata hitam, kaus kaki putih &
sepatu 'lofers' hitam menjadi logo resmi yang karakternya di beri nama 'Walt
Jabsco' (diambil dari nama Walt Disney, pendiri film kartun & Jabsco bererti
ganja dalam bahasa slang latin). Diciptakan oleh Dammers sendiri
berdasarkan pose
Peter Tosh pada sebuah photo awal kelompok The Wailers yang dapat
di lihat pada
cover album 'The Wailing Wailer Studio One Realease'.
Pada
saat rusuhan sedang terjadi, & organisasi racist 'National Front' sedang
tumbuh
pesat, pakaian
hitam putih & band yang anggota nya terdiri dari perusuh, mengetengahkan
lagu-lagu yang
bertemakan 'unity' disaat negara tersebut sedang terpecah belah oleh isu
racial. Sama
halnya dengan musik ska di Jamaika, situasi yang terjadi pada saat itu
terefleksi
kedalam lirik lagu, seperti "Racist Friend" The Specials AKA.
Band-band seperti
Madness, The
Beat, The Selecter, The Bodysnatchers & The Specials membuat ska menjadi
sesuatu yang segar dengan mengolah nomor-nomor ska klasik dari Prince Buster
(Roughrider, Madness, Too hot, dll.) & artis-artis gelombang pertamanya.Band
lain yang tidak termasuk 2Tone tetapi berasosiasi dengan gerakan 2Tone adalah
Bad Manners. Ada juga persilangan dengan artis gelombang pertama dengan band
2Tone (Rico Rodriguez adalah pemain trombone yang menjadi additional player pada
kelompok The Specials, anak murid dari pemain trombone ternama Don Drummond
& sering dipakai sebagai musisi studio do Jamaika)
Pada
akhirnya Chrysalis Records membeli 2Tone dari Dammers dengan keputusan
menandatangani perjanjian kontrak dengan band-band 2Tone lainnya. Termasuk
antara lain: The Specials, The Selecter, Madness, Rico Rodriguez, The Swinging
Cats, The Friday Club, The Bodysnatchers, The Hisons, JB Allstars, Specials AKA,
The Apollonairs, The Beat (di Amerika di kenali dengan nama 'The English Beat'
karena sudah ada band yang memakai nama The Beat) & sebuah single dari Elvis
Costello. (catatan: single Elvis Costello tersebut berjudul "I can't stand
up for falling down" menjadi permasalahan & tidak pernah di jual. Copy
lagu tersebut diberikan secara gratis kepada penggemar Costello pada saat
pertunjukannya. Costello memproduseri debut album The Specials & menjadi
guest singer sekaligus produser untuk single The specials AKA yang berjudul
Nelson Mandela 12".
Tahun
1985 2Tone label dibubar. Dammers mengalami kebangkrutan terhadap perusahaan
Chrysalis. Band-band 2Tone mengalami masa popularitasnya dari tahun1978-1985
walau bagaimanapun bukan hanya 2Tone yang memainkan musik ska. Diantara
band-band lainnya adalah The Tigers, Ska City Rockers, The Akrylykz (dengan
Roland Gift pada tenor sax, yang kemudian bergabung bersama anggota The English
Beat Cox, & Steele yang belakangan menjadi penyanyi di Fine Young
Cannibals), The Employees, The Piranhas, dan masih banyak lagi ...
Hal
tersebut menutup gelombang kedua musik ska ...pada gelombang ketiga: dengan
berakhirnya 2Tone & gelombang kedua, musik ska menjadi sempit namun tidak
menjadi musik yang usang. Adalah The Toasters (pernah merilis single dibawah
nama 'Not Bob Marley'), Bim Skala Bim, The Untouchables & Fishbone yang
menjadikan tradisi dalam mencampur beat ska dengan unsur˛ muzik lainnya seperti
pop, rock dan beat-beat lainnya.
Kehadiran
gelombang ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan mengkombinasikan
hampir setiap jenis muzik yang kira-kira dapat dicantumkan dengan irama ska.
Band-band seperti Jump With Joey, Hepcat, Yebo, NY Ska Jazz Ensemble &
Stubborn Allstars tetap bermain pada akar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo
Glow Skulls, Mighty Mighty Bosstones, dll. menggunakan energi punk untuk
menciptakan ska-core. Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetap bertahan
pada corak Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll.
mencirikan pengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal Florida, Pork
Pie Tribes menggabungkan beat ska dengan muzik tradisional Irlandia. Hal lain
yang lebih menarik adalah grup band The Brownies yang mencampurkan ska dengan
apa saja !!
Imej
Rude Boy/Rude Girl hadir kembali pada gelombang ketiga, namun kali ini tidak
sebagai
pemberontak.
Tetapi sebagai suporter yang fanatik dengan muzik SKA, Skinhead Against Racial
Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep 'sell outs'. Ada beberapa aspek
diantaranya yang belum berubah: ska masih menjadi muzik dikalangan remaja,
setiap pertunjukan ska dapat disaksikan oleh segala umur & tidak terlalu
mahal untuk mengakomodasikannya. Disamping itu juga ska masih membentuk beat
yang unik & harmonis walaupun digabungkan dengan unsur-unsur muzik lainnya
& orang-orang pun masih banyak yang menikmatinya.
SEJARAH
ROCKSTEADY
"My
boy lollipop" yang dibawakan oleh Millie Small adalah cover version dari
lagu bercorak R&B milik Barbie Gaye, menjadi lagu favorit generasi Mods di
Inggris. Bagi mereka, pilihan musik adalah 'soul', disamping itu mereka menyukai
ska dengan cara berpakaian ala 'Rudeboy'. Beberapa tahun kemudian, diantara
mereka yang menjadi 'Skinhead' meniru gaya penampilan tersebut. Terjadi suatu
hubungan antara rusuhan kulit putih dengan rusuhan kulit hitam. Baik Skinhead
ataupun Rudeboy, kedua-duanya adalah 'kelas pekerja' yang mempunyai gaya hidup
sendiri.
Fenomena
Rudeboy bermula dari Jamaika yang kemudian menyebar ke daratan Inggris.
Adalah
pemuda-pemuda pengangguran yang lahir di kota Kingston setelah masa kemerdekaan.
Tanpa pekerjaan & wang mereka tinggal di wilayah 'ghetto' seperti Trenchtown
& Riverton city. Kadang-kala mereka membentuk 'gang' & terjun kedunia
kriminal. Rudeboy hidup dalam lingkungan masyarakat pinggiran &
mengekspresikan diri mereka dengan cara berpakaian serta gaya berdansa yang khas.
Ska, dengan ketukan tempo yang cepat memberikan cukup tenaga untuk berdansa.
Tetapi Rudeboy tidak begitu menyukai gaya berdansa yang terlalu cepat. Mereka
biasanya berdansa dengan setengah ketukan tempo irama ska. Oleh karena itu, ska
berubah untuk mengakomodasikannya.
Lahirlah
Rocksteady
Musik
ska berubah. Pada tahun 1966 hampir setengah dekad, saat dimana musik ska
berkembang, tetapi tidak untuk irama dasar dan aransemennya. Masih dengan
definisi 'Offbeat' & pola permainan bass 'free walking style'. Konsep
rocksteady membawa ide baru untuk ska. Iramanya begitu eksperimental & lebih
pelan. Adalah Hopeton Lewis yang membawakan lagu "Take it easy" dalam
bentuk ska tetapi tidak dapat menemukan bentuk irama yang pas, kemudian ia
bawakan dalam tempo irama yang slow. Dan ketika aransemen telah selesai, seorang
teman mengatakan, "That's rock steady man, that's rockin' steady" dan
begitulah nama rocksteady pun lahir.
Topik
tentang Rudeboy terus berlanjut sepanjang periode ska & mencapai puncak
populariti pada musim panas 1964. Beat ska menjadi pelan & rocksteady pun
lahir. Memaksa para 'dancers' untuk berdansa lebih pelan. 'Slow to rock'. Ada
juga yang berpendapat bahawa rocksteady lahir dari ketidakpuasan para pemuzik
terhadap ska & pencarian sesuatu yang baru. Apapun alasannya, rocksteady
lahir untuk berbeda dengan ska. Dengan 'memutus' ritme ska, memberikan efek pola
permainan bass untuk bermain lebih terangkai (cluster), ketimbang permainan bass
pada irama ska yang berpola linier (continuous line).
Tak
diragukan corak irama baru ini terbukti menjadi populer ("Take it
easy" terjual 10.000
unit hanya
dalam waktu satu minggu). Sebagian karena irama ini tergolong baru & juga
para
'dancers'
tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Oleh karena itu mereka dapat bertahan
lama di 'dance floor'.
Walaupun
ska tersebar di Inggris, namun ska tidak bertahan lama hingga rocksteady menjadi
populer. Disebabkan oleh 2 hal yaitu, berdirinya lisensi 'Trojan Records'
(record label dari Jamaika) & para pemuzik yang mencuba menerapkan bentuk
baru tersebut.
Orang
pertama yang mempopularkan rocksteady di Inggris adalah Desmond Dekker (nama
asli: Desmond Dacres) sebelumnya ia bergabung lama dengan Leslie Kong, hingga
pada tahun 1967 ia memutuskan untuk solo & mencetak hit pertamanya,
"007 (Shanty town)".Adalah salah satu diantara lagu-lagunya yang
banyak mempengaruhi 'Judge Dread'. Di Inggris singlenya (dirilis oleh Trojan
Records) mencapai chart lagu #12 & terus bertahan menjadi hit hingga
memasuki tahun 1969. Pada saat itu pula di Jamaika sedang dilanda 'demam'
Reggae. Hit Desmond Dekker yang paling populer adalah "Israelites"
mencapai puncak chart lagu #1 di Inggris, Kanada, Swedia, Jerman Barat, Belanda,
Afrika Selatan & menjadi hit pertamanya pada chart lagu di Amerika #9.
Rocksteady
tidak hanya menurunkan tempo, tetapi juga mengalihkan penekanan pada alat tiup
kearah gitar dan vokal. Singkop ketukan yang 'jumpy' menjadi kurang tegas.
Hingga menghasilkan versi sound yang lebih rileks dari 'American soul'. Tiga
contoh utama untuk sound baru ini adalah Delroy Wilson dengan "Dancing
mood", The Gaylads dengan "Stop making love", dan tentunya
Desmond Dekker dengan "Israelites" & "007 (Shanty
town)". Kesemuanya mencirikan gaya rocksteady, sound yang lebih mirip
dengan 'American soul' & gospel ketimbang irama ska 'riang gembira' yang
nuansanya mengadaptasi dari gaya New Orleans. Walaupun demikian, para pemuzik
Jamaika masih terpengaruh oleh pop gaya Amerika & Eropa untuk terus
mengadaptasi & mengembangkan bentuk-bentuk tersebut kedalam tradisi &
idealisme muzik mereka.
Seiring
dengan pertumbuhan gerakan Skinhead, popularitas Mods pun memudar. Hingga
rocksteady
pun berkembang menjadi reggae. Tiba di Inggris, muzik ini dikenal dengan sebutan
'Skinhead reggae'. Puncak popularitas rocksteady amat singkat, paling tidak di
Jamaika. Bagaimana pun, hanya berlangsung antara pertengahan tahun 1966 hingga
akhir 1967. Menurut Morgan, salah seorang pemuik, "Kami tidak menyukai nama
'rocksteady', jadi kami mencuba untuk membuat versi yang berbeda dari lagu
"Fat man" (salah satu lagu yang menjadi hit diawal karirnya)".
Beat pun diubah dengan menggunakan tambahan organ untuk memberi nuansa pada
irama. Bunny Lee sang produser menyukai versi baru tersebut. "Ia
menciptakan sound dengan organ & ritem gitar. Sound-nya seperti 'reggae,reggae'".
Istilah tersebut keluar begitu saja. Bunny Lee pun mulai menggunakan istilah
tersebut dan kemudian seluruh pemuzik mengikutinya. Ada pula yang berargumen
bahwa 'reggae' diambil dari judul lagu The Maytals di tahun 1968 berjudul
"Do the Reggay".
"Ada beberapa penulis muzik yang secara keliru mengatakan bahawa ska & rocksteady berubah menjadi reggae. Bahawa sebenarnya reggae adalah bagian yang memisah dari keduanya. Ketukan ska adalah 'shuffles', sedangkan irama reggae lebih slow, lebih lincah & lebih tercirikan oleh permainan perkusi. Dan juga reggae lebih berorientasi pada vokal, sedikitnya lebih enak untuk di dengar dari pada untuk berdansa. Liriknya pun lebih politis ketimbang ska ataupun rocksteady".